Kamis, 09 Juni 2011

Pendeta AS Ramalkan Kiamat Hari Ini Jam 6 Sore, Saksikan Kebohongannya

JAKARTA (doeniaa-kiamat.blogspot.com) – Berdasarkan ayat Bibel, seorang pemuka Kristen meramalkan kiamat akan jatuh pada hari Sabtu jam 6 sore, 21 Mei 2010. Jangan percaya, pasti meleset!!!
“Judgment Day May 21, 2011. The Bible Guarantees it!” (Hari Penghakiman akan tiba 21 Mei 2011. Alkitab (Bibel) Menjamin Kebenarannya!"
Demikian slogan yang tertera di halaman depan web radio yang meramalkan kiamat akan tiba beberapa hari lagi.
 Sebuah ayat Bibel dijadikan dalil untuk menjustifikasi ramalannya.
“Blow the trumpet, warn the people” (Tiuplah sangkakala, peringatkan umat manusia),” demikian kutipan ayat Bibel yang dicomot dari Yehezkiel 33:3.
Portal yang beralamat di www.familyradio.com ini juga tak lupa membuat hitungan mundur menuju hari pembalasan itu: “03 Days Left” (3 hari lagi).

 Pemilik web ini adalah Harold Camping, seorang pemuka Kristen.
Dalam ceramah-ceramahnya, Camping getol meramalkan dunia akan kiamat tanggal 21 Mei 2011. Para pengikutnya yang tersebar di seantero Amerika pun percaya. Untuk menyongsong ramalan Kiamat itu, Harold dan para pengikutnya menyebarkan pengumuman kiamat di bus-bus, papan reklame, internet, kaos, mobil dan lain-lain. Dalam waktu singkat, ramalan itu tersebar luas.
Dalam web ini dijelaskan alasan kenapa kiamat akan tiba 21 Mei 2011. Disebutkan pada 21 Mei 2011 itu akan ada dua peristiwa besar. Yang pertama sesuatu yang indah dan yang satunya sesuatu yang mengerikan. Sebuah gempa besar yang belum pernah terjadi dalam sejarah bumi akan menelan apa saja di atasnya. Penduduk yang bisa bertahan dalam bencana besar itu akan mengalami horor dan kekacauan yang tak terlukiskan. Setiap hari mereka akan mati samapi 21 Oktober 2011 kita Tuhan benar-benar akan menghancurkan bumi.
Ketika ditanya New York Magazine apa ia cemas jika prediksinya tak terjadi, Camping menjawab, “Kiamat akan terjadi. Tuhan tak bermain dengan kita melalui Injil. Bahkan, saya tak mau memikirkan pertanyaan itu. Kiamat akan terjadi."
Camping begitu yakin kiamat akan tiba tiga hari lagi, padahal belasan tahun silam, pria kelahiran Colorado 19 Juli 1921 ini sudah pernah meramal Kiamat bulan September 1994. Tapi semua argumen ramalan yang dituangkan dalam sekitar 30 buku rohani itu meleset semua, dunia masih berputar 15 tahun hingga sekarang.
Jika memahami kandungan Alkitabnya, seharusnya umat Kristen menolak ramalan apapun tentang hari Kiamat. Sebab Yesus dalam Injil menegaskan bahwa dirinya adalah manusia biasa yang tak tahu kapan terjadinya hari Kiamat.
“Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak (Yesus, pen.) pun tidak, hanya Bapa sendiri” (Injil Matius 24:36; Markus 13:32).
Kapan datangnya hari Kiamat? Menurut Yesus dalam Injil tersebut, hanya Allah saja yang tahu. Karena Yesus bukan Allah, maka Yesus berterus terang bahwa dia juga tak tahu kapan datangnya hari Kiamat.
Umat Islam pun wajib menganggap ramalan Kristen tentang Kiamat sebagai isapan jempol alias mimpi di siang bolong. Al-Qur'an secara gamblang menegaskan bahwa hari Kiamat hanya Allah SWT saja yang tahu kapan datangnya.
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat…” (Qs Luqman 31:34).
“Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah” (Qs. Al-Ahzab 63).
Dalam Al-Qur'an  Allah menjelaskan bahwa hanya Dialah pemilik ‘kunci-kunci ilmu ghaib’ (mafatihul-ghoib): “Dan hanya di sisi-Nya lah kunci-kunci ilmu gaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia” (Qs Al-An’am 59).
Dalam hadits shahih yang diriwayatkan Abdullah bin Umar RA, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa kunci-kunci ilmu gaib tersebut ada lima macam. Beliau bersabda yang artinya:
”Kunci-kunci ghaib itu lima. Sesungguhnya hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat, dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok, dan tiada yang seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (HR Bukhari).
Berdasarkan nas-nas suci, para nabi Allah tak ada yang tahu kapan datangnya hari kiamat. Jika ada pendeta yang mengaku nabi lalu meramalkan kapan datangnya hari kiamat, pasti dia seorang Nabi Palsuuuu!!!!

Jawaban untuk Penginjil Murtad Mantan Ustadz Ma'had NII Al-Zaytun (1)


Setelah pindah agama Kristen tahun 2006, Ustadz Saifuddin Ibrahim berganti nama menjadi Ev Saifuddin Abraham. Profesi di Ma’had NII Al-Zaytun sebagai pengajar Al-Qur'an, Hadits, Akidah, Akhlak dan Sejarah Kebudayaan Islam yang sudah digeluti selama enam tahun sejak 1999 pun ditinggalkan. Kini ia beralih profesi menjadi penginjil Kristen.
Dalam tabloid rohani Kristen, Saifuddin menuangkan salah satu alasannya kenapa dia murtad meninggalkan Islam. Berikut petikannya:
“Salah satu alasan mengapa iman saya menjadi tawar, karena ada ajaran kitab suci (Al-Qur’an, pen.) yang memperkenankan mencabut nyawa orang lain atas nama agama. Ajaran ini bertolak belakang dengan ajaran Alkitab (Bibel) yang mengajarkan kasih dan pengampunan.... Sebaliknya, saya belum pernah melihat orang Kristen atau Yahudi melakukan aksi bunuh diri, membakar tempat ibadah umat lain, atau membunuh orang yang menentang Alkitab. Tidak ada aksi balas dendam” (tabloid Reformata, hlm. 26).
Kesaksian ini masih patut diuji, benarkah Kristen tidak ada kekerasan, pembunuhan dan bersih dari aksi berdarah? Untuk menjawabnya, mari kita telaah kembali pidato Mayjen (Pur) Theo Sjafei di hadapan aktivis gereja yang direkam dan disebarluaskan dalam kaset. Dalam ceramah yang beredar luas di Kupang menjelang Tragedi 30 November 1998 itu, Theo Sjafei menyimpulkan, “Jadi sebetulnya sejarah kekristenan itu juga bukan sejarah yang bersih dari darah.”
Pernyataan Theo Sjafei ini didasarkan pada fakta-fakta sejarah, ketika Portugis yang membawa Katolik tiba di Indonesia, mereka berhadapan dengan raja-raja kerajaan Islam yang menguasai Nusantara. Maka terjadilah pertempuran-pertempuran antara Portugis (Katolik) melawan para raja (Islam). Portugis menganggap perang ini sebagai pertempuran suci, perang Suci untuk menyebarkan agama Kristen, di samping misi merebut rempah-rempah. Tahun 1512 Malaka ditaklukkan oleh Portugis.
Akhir tahun 1590-an Belanda datang ke nusantara dengan membawa misi Protestan. Mereka pun berhadapan dengan Katolik Portugis, dan menganggap Portugis yang Katolik itu sebagai musuhnya. Mereka pun membantai Portugis. “Lima belas ribu orang Katolik, orang asli pribumi Katolik di Ambon, mereka habiskan dalam 1 malam,” ujar Theo Sjafei.
Jika Saifuddin dan jemaatnya ingin data lebih lengkap, bacalah sejarah gereja dengan cermat. Ketika timbul dua aliran Kristen, yakni Unitarian dan Trinitarian. Kelompok Unitarian dipelopori oleh Iranaeus, Tertulianus, Origenes, Diodorus, Lucianus dan Arius yang gigih menolak doktrin Trinitas dan berpegang teguh pada ajaran tauhid dan peribadatan sesuai dengan ajaran Yesus. Sedangkan Trinitarian memegang teguh doktrin Trinitas.
Untuk meredam perbedaan pendapat dua kelompok tersebut, maka Kaisar Konstantin mengadakan kongres yang dikenal dengan Konsili Nicea tahun 325 M yang dihadiri oleh 2.048 utusan dari berbagai negeri untuk menetapkan konsep ketuhanan dan Injil yang dianggap sah. Karena konsili berpihak kepada kelompok Trinitarian, maka para tokoh Unitarian ditangkapi, disiksa dan dibunuh dengan tuduhan "aliran sesat."
Sebagai tindak lanjutnya, pada tahun 395 M Kaisar Theodosius membentuk institusi gereja Kristen yang dikenal dengan Inkuisisi (Inquisition). Inkuisisi adalah institusi hukum kepuasan yang dibentuk untuk memberantas kaum heretic, kekuatan magic dan kekuatan yang dianggap berbahaya. Inkuisisi memiliki kekuasaan yang tak terbatas. Siapapun yang dianggap berbahaya ditangkap dan dijatuhi hukuman yang berat: digantung, dibakar hidup-hidup, dibunuh pelan-pelan, giginya dicabut satu persatu, kulitnya dikelupas, dst. Beberapa tokoh Unitarian yang mati tragis karena mempertahankan ideologi Tauhid antara lain: Iraneus, Origenes, Lucianus, Arius, Nestorius, Discorus dan Benjamin.
Pembunuhan dan penyiksaan terus berlanjut hingga zaman pencerahan Eropa. Tahun 1142 gereja membakar hidup-hidup Abelard, seorang filosof dan tokoh Kristen di Prancis. Tahun 1415 di Spanyol dibakar 31.000 orang yang menentang gereja. Tahun 1416 gereja membakar John Hus dan Jerome sampai mati di Bohemia.
Tanggal 27 Oktober 1553, Michael Serveteus, dokter paru-paru ahli Injil dibakar pelan-pelan sehingga meronta-ronta dan berteriak-teriak kesakitan selama dua jam lalu mati tragis. Dokter ini dibakar karena menulis buku De Trinitas Erroribus(Kesalahan Trinitas). Di Nederland, ribuan orang dipotong lehernya pada tahun 1568.
Nama-nama tenar Martin Cellarius, Ludwig Hoetzer, Louis Socianus, George Blandrata beserta ribuan pengikutnya di Hongaria, Gregory Pauli, Francis David, dan masih banyak lagi menjadi korban kebiadaban Inkuisisi yang menegakkan doktrin Trinitas.
Pertikaian berdarah dalam internal Kristiani ini sesuai dengan sindiran Al-Qur’an:
“Dan di antara orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya kami orang-orang Nasrani, ada yang telah kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; maka Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat...” (Qs. Al-Ma’idah 14).
Saifuddin mengklaim masuk Kristen karena Kristen adalah agama Kasih dengan bukti tidak ada kekerasan dan pembunuhan terhadap sesama manusia. Padahal sejarah gereja berkata lain, bahwa perkembangan Kristen tidak bersih dari darah dan pembantaian. Lantas, apakah Saifuddin akan meninggalkan Kristen karena bukan agama Kasih, ataukah tetap Kristen dengan mengingkari kebenaran sejarah, padahal dia adalah seorang guru sejarah? bersambung

Menjawab Murtadin Ma'had NII Al Zaytun (2): Kristen Agama Damai Islam Agama Perang?


Selain memberikan kesaksian di tabloid rohani Kristen, Saifuddin Abraham juga mengumbar alasan-alasan murtad dari Islam dan beralih menjadi penginjil Kristen dalam buku biografinya. Dalam buku testimoni 138 halaman yang ditulisnya, bekas ustadz Ma’had NII Al-Zaytun asal Bima NTB ini bercerita bahwa salah satu alasan dia meninggalkan Islam dan beralih menjadi Kristen, karena menurutnya Islam mengajarkan perang dan radikalisme, sedangkan Kristen tidak mengajarkan perang sama sekali. Menurutnya, ayat-ayat perang dalam Al-Qur’an yang memperbolehkan untuk membunuh orang kafir di mana saja mereka berada. Tiga ayat yang dimaksud adalah Al-Baqarah 191, At-Taubah 5, At-Taubah 29. Terhadap ayat-ayat ini, Saifuddin berkomentar menantang:
“Saya tidak menemukan ayat dengan fi’il amar (kata perintah) dalam Alkitab yang secara gamblang menyuruh membunuh orang, dan juga tidak menemukan ayat dalam kitab Tripitaka atau kitab Wedha perintah yang sama. Ini harus menjadi perhatian para ulama dan pendeta untuk membimbing umat dengan arif, penuh toleran dan damai.” (hlm. 35-36).
Menuding Islam sebagai agama sadis yang menyuruh umatnya untuk membunuh orang Kristen secara biadab sesuai dengan ayat-ayat Al-Qur'an, adalah sebuah pembodohan dan pembohongan agama. Karena ayat-ayat yang berbicara dalam konteks perang terhadap kafir harbi (orang kafir yang melakukan permusuhan) ini hanya berlaku dalam situasi perang, tidak dalam kondisi damai.
Dalam peperangan, teori apapun pasti menyatakan boleh bahkan wajib mengangkat senjata untuk melawan dan memerangi musuh yang zalim dan terlebih dahulu melakukan penyerangan dan pembunuhan. Jadi, tidak ada yang aneh dalam syariat perang yang diajarkan Al-Qur'an.
Saifuddin masuk Kristen karena menganggapnya sebagai agama kasih yang jauh dari perang dan pembunuhan. Sehingga ia berani berkata lantang: “Saya tidak menemukan ayat denganfi’il amar (kata perintah) dalam Alkitab yang secara gamblang menyuruh membunuh orang.”
....Saifuddin tidak paham Bibel. Ayat perang yang sangat buas justru diperagakan dengan kalimat sadis 'Bunuhlah dan tumpaslah'...
Pernyataan ini membuktikan bahwa Saifuddin sangat tidak paham terhadap Alkitab (Bibel), kitab suci barunya. Dalam Bibel, ayat perang yang sangat buas justru diperagakan oleh Tuhan. Dengan kalimat sadis “Bunuhlah dan tumpaslah,” Tuhan Yang Maha Kasih dalam Bibelnya Saifuddin juga mengeluarkan fi’il amar untuk menumpas habis semua penduduk dan makhluk bernyawa, sampai punah tanpa belas kasihan sama sekali:
“Majulah ke negeri Merataim, majulah menyerangnya dan menyerang penduduk Pekod! Bunuhlah dan tumpaslah mereka, demikianlah firman Tuhan, lakukanlah tepat seperti yang Kuperintahkan!” (Yeremia 50:21).
”Karena Tuhan yang menyebabkan hati orang-orang itu menjadi keras, sehingga mereka berperang melawan orang Israel,supaya mereka ditumpas, dan jangan dikasihani, tetapi dipunahkan, seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa”(Yosua 11:20).
”Tetapi dari kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, janganlah kau biarkan hidup apa pun yang bernafas, melainkan kau tumpas sama sekali, yakni orang Het, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi, dan orang Yebus, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu” (Ulangan 20:16-17, baca selengkapnya ayat 1-20).
Bahkan sekedar untuk membalaskan dendam Israel kepada orang Amalek, Tuhan dalam Bibel mengeluarkan perintah (dengan fi’il amar) untuk membunuh dan menumpas seluruh rakyat dan binatang ternak tanpa ada belas kasihan sedikitpun, baik laki-laki, perempuan, anak balita, maupun binatang ternak (1 Samuel 15: 1-11).
...Sekedar untuk membalaskan dendam, Tuhan dalam Bibel mengeluarkan perintah untuk membunuh dan menumpas seluruh rakyat dan binatang ternak tanpa belas kasihan....
Di ayat lain Tuhan memerintahkan Yosua untuk melakukan membantai semua penduduk, membunuh semua makhluk yang bernafas, menjarah harta dan membakar kota (Yosua 11:6-15).
Tanpa banyak komentar, semua orang bisa melihat dalam ayat-ayat Bibel tersebut Tuhan memerintahkan (dengan fi’il amar) untuk membuang belas kasihan dalam membunuh dan menumpas seluruh penduduk yang bernyawa baik manusia dewasa, wanita, anak balita maupun binatang. Membaca  ayat-ayat Bibel tersebut, sungguh terlalu bila Saifuddin tidak tercelikkan matanya, dan keukeuh meyakini Tuhan Bibel tidak pernah menyuruh orang untuk membunuh.
Situasi ini berbeda dengan konsep Islam yang membolehkan memerangi kafir harbi dengan sepenuh etika dan aturan kemanusiaan yang tidak boleh dilanggar, antara lain: tidak boleh berlebih-lebihan dan melampaui batas (Qs. Al-Baqarah 190); dilarang melakukan penyiksaan, mutilasi, mengorbankan anak-anak, dan membunuh orang di rumah ibadah (HR  Muslim).
Alasan Saifuddin meninggalkan Islam lalu beralih menjadi Kristen dengan alasan Islam mengajarkan radikal sedangkan Kristen mengajarkan kasih, adalah alasan yang keliru bahkan terbalik. Dengan kata lain, Saifuddin murtad karena pemahaman yang keliru dan terbalik.
....Saifuddin murtad karena pemahaman yang keliru dan terbalik...
Saifuddin Abraham harus merenung dan berpikir ulang dengan hati nurani yang jernih terlepas dari berbagai keinginan, nafsu kedagingan dan iming-iming duniawi. Karena fakta sejarah maupun teologis, justru bertolak-belakang dengan alasan yang dijadikan alasan Abraham untuk pindah agama.
Semoga dengan fakta-fakta yang terungkap dalam artikel ini, Saifuddin bisa mengambil ibrah. Jika tidak, maka benarlah firman Allah dalam surat Hud 24, bahwa perbandingan golongan kafir dan golongan mukmin itu seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan mendengar. Tidakkah Saifuddin mengambil pelajaran daripada perbandingan itu?

Awas!! Ada Misi Kristen di Pesantren NII Al-Zaytun (1)

Menurut Tim Investigasi MUI yang telah meneliti NII dan Ma'had Al-Zaitun sejak tahun 2002, ada tiga relasi antara NII KW 9 dengan Ma’had (Pesantren) Al-Zaytun, yaitu relasi historis, relasi kepemimpinan dan relasi finansial.
Bukan rahasia lagi, doktrin sesat NII KW 9 di era Panji Gumilang. Siapa saja umat Islam yang di luar kelompoknya dianggap kafir, karena itu halal darahnya dan hartanya boleh dirampas sebagai harta rampasan (fa’i). Jamaahnya diperas, sebagai objek pengumpulan dana. Para anggota jamaah yang tidak berinfak dianggap berhutang. Karena itu mereka membolehkan pengikutnya untuk mencuri, merampok, berdusta atas nama agama demi memenuhi tuntunan baiatnya.
Sikap NII KW 9 itu sangat kontras dengan perlakuan Ma’had NII Al-Zaytun terhadap para pendeta, misionaris dan jemaat Kristen. Setiap akhir tahun, Panji Gumilang mewakili kampus berjuluk 'kampus Toleransi Dan Perdamaian' biasa mengirimkan kartu Natal kepada para pendeta dan pemimpin gereja. Biasanya, dari kartu Natal yang dikirimkan ke gereja ini akan direspon dengan kunjungan gereja ke Al-Zaytun.
Misalnya, tanggal 23 Desember 2009 Panji Gumilang atas nama Ma'had Al-Zaytun mengirimkan Kartu Natal yang dikirimkan  kepada Gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) Tebet, Jakarta Selatan.
Menindaklanjuti kartu Natal itu, maka tanggal 3 Februari 2010  Pendeta dan Majelis Gereja HKBP Tebet bersilaturrahim ke Al-Zaytun. Panji Gumilang beserta istri dan eksponen Ma'had menyambut mesra rombongan HKBP yang terdiri dari Pendeta GHM Siaaan, Pendeta Resort HKBP Parisman Hutahaean, Kartina Simarmata Boru Raja Gukguk, Simpua O Hutabarat, Pendeta Very Siregar, Uli Hutabarat Boru Tobing, Dahlia Silitonga Boru Tobing, Ibu Majelis Sintua Sukartini Tri Rahayu Boru Matondang, dan neli Hutasoit.
Usai thawaf mengelilingi seluruh fasilitas Al-Zaytun, robongan gereja Batak ini bersilaturrahim dengan Panji Gumilang dan istrinya beserta eskponen yayasan. Di ma'had ini, ibu-ibu Majelis Gereja HKBP diberi kesempatan menyanyikan lagu-lagu rohani sebagai pujian.
Beberapa tahun sebelumnya, Sabtu, 31 Juli 2004, AS Panji Gumilang dan segenap eksponen, guru, karyawan dan ribuan santri ma'had Al-Zaytun menyambut istimewa kunjungan Pendeta Rudy Rudolf Andreas Tendean, Ketua Majelis Gereja Protestan Indonesia (GPIB) Jemaat Koinonia Jakarta. Pendeta Rudy didampingi oleh Dr. SB Silalahi (Ketua 1), John Pieter (Ketua 3), Andi Sutopo (ketua 4), Wasiyo (bendahara) dan dua ratusan anggota jemaat.
Begitu rombongan gereja memasuki Gedung Pertemuan Al-Akbar kompleks Ma'had Al-Zaytun, spontan puluhan ribu santri, guru, karyawan dan penghuni ma’had Al-Zaytun berdiri sambil bertepuk tangan riuh. Memasuki ruang pertemuan, mereka diringi tepuk tangan dan shalawat Thala’al Badru.
Acara seremonial musik full band pun digelar, lengkap dengan gitar, bass dan drum, yang pemusiknya adalah para santri. Lima orang santriwati berpakaian khas Melayu menari dengan liukan yang anggun diiringi lagu berjudul "Cindai." Para pengurus dari GPIB Koinonia mendapat kehormatan membawakan lagu gereja populer berjudul "Daud Menari."
Dalam sambutannya, Pendeta Rudy mewakili seluruh jemaat GPIB Koinonia mengucapkan selamat ulang tahun kepada Panji Gumilang, yang berulang tahun sehari sebelumnya. Sedangkan Panji Gumilang berharap agar dari jalinan Al-Zaytun Indramayu dengan Gereja Koinonia Jakarta, akan menjadi domain yang luas demi terciptanya perdamaian dan toleransi di muka bumi Indonesia.
Setelah itu, Pendeta Rudy didaulat oleh Panji Gumilang untuk naik ke podium guna menutup seremonial dengan memanjatkan doa ala Kristen. Usai memimpin doa, Pendeta Rudy kembali didaulat untuk menancapkan patok (batu asas) tanda dimulainya pembangunan asrama ke-6 bernamaKalimatun Sawa’ di Ma’had Al-Zaytun. “Kami ingin memberikan kenang-kenangan. kami akan mengajak pak pendeta dan rombongan untuk menancapkan satu patok tanda dimulainya pembangunan asrama ke-6 di Ma’had Al-Zaytun,” ajak Panji Gumilang setelah menjelaskan bahwa asrama itu dinamakanKalimatun Sawa’ yang artinya satu kata yang sama, satu ungkapan yang sama, satu visi yang sama.
Usai prosesi peletakan batu pertama, Pendeta Rudy dan rombongan diajak memasuki Masjid Rahmatan Lil ‘Alamin. Di masjid berlantai enam yang berkapasitas 150 ribu orang jemaah itu, lagi-lagi Pendeta Rudy diminta berdoa. Doa pendeta di Masjid Al-Zaytun ini, menurut Panji Gumilang, karena masjid ini dibangun oleh orang-orang beriman. Pendeta Rudy diminta berdoa sebagai seorang umat Kristen beriman.
Untuk menindaklanjuti keakraban Ma'had Al-Zaytun dengan Gereja GPIB Jemaat Koinonia Jakarta, maka sepekan kemudian, tanggal 7 Juli 2004 Panji Gumilang dan rombongan berkunjung ke GPIB Koinonia Jakarta. Di depan altar gereja, Panji Gumilang berceramah di hadapan ratusan jemaat, menjelaskan bahwa visi dan misi Ma’had Al-Zaytun adalah sebuah lembaga pendidikan milik umat beriman (Islam) bangsa indonesia, bersetting internasional, bersemangat pesantren dan bersistem modern serta bermotto sebagai pusat pendidikan dan pengembangan budaya toleransi dan perdamaian. (MajalahTokoh Indonesia vol. 15).
Pada perayaan Idul Fitri Pesantren Az-Zaytun (13/10/2007), tim yang ditunjuk untuk mendokumentasikan seluruh kegiatan adalah orang Kristen. Dalam acara yang digelar di ruang Mini Az-Zaytun Student Opera (Mini Zateso) tersebut, Tim Kesenian Az-Zaytun menyanyikan lagu “Gereja Tua” ciptaan Benny Panjaitan. Ini dilakukan atas perintah langsung Syaikh Ma’had Panji Gumilang. (Majalah Berita Indonesia edisi 49, 26 Oktober 2007).
Kumandang lagu “Gereja Tua” di pesantren adalah hal yang sangat aneh, karena lagu ini sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan makna Idul Fitri pasca shaum Ramadhan. Apakah lagu “Gereja Tua” bisa meningkatkan iman, takwa dan aqidah para santrinya? bersambung

Pendeta Masuk Ma'had NII Al-Zaytun, Ustadz pun Murtad Masuk Kristen


Ada Misi Kristen di Pesantren NII Al-Zaytun (2)
Hubungan Pesantren Az-Zaytun dengan para misionaris Kristen nampak terlalu berlebihan. Menyambut Natal tahun 2005, Al-Zaytun mengizinkan tamu dari Yayasan The Gideon Internationalmembagi-bagikan 1.400 Bibel secara cuma-cuma di pesantren.
Bermula dari hubungan dekat Al-Zaytun dengan pendeta dan misionaris Kristen inilah, berakibat murtadnya Saifuddin Ibrahim, salah seorang pengasuh ma'had.
Dalam testimoni 138 halaman yang ditulisnya, ustadz asal Bima NTB ini bercerita bahwa Al-Zaytun, dirinya mengajar Al-Qur'an, Hadits, Akidah, Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam dan Jurnalistik selama enam tahun sejak 1999. Sebagai orang yang sangat dekat dengan syaikhul ma’had Panji Gumilang, Ibrahim dipercaya menjadi Editor Kepala Majalah Al-Zaytun yang bertiras 30.000 eksemplar.
Dalam testimoninya, Ibrahim menjelaskan kronologi mengapa ia murtad meninggalkan Islam dan beralih profesi dari dewan guru Ma'had Al-Zaytun Indramayu menjadi seorang evangelis Kristen.
Dalam sub judul "Nubuat Syaikh," Ibrahim menulis bahwa peristiwa kemurtadan dirinya bermula pada tanggal 16 Januari 2006, ketika Panji Gumilang menyebut dirinya dengan panggilan "Pendeta Abraham." Sejak saat itu, Ibrahim lebih suka dipanggil Abraham. "Syaikh telah bernubuat untuk saya. Sejak beliau mengatakan hal itu saya semakin kacau dan pikiran tidak tentang. Itu juga sebabnya kenapa saya lebih suka dipanggil Abraham," tulis Ibrahim pada halaman 8.
Usai peristiwa itu Ibrahim mulai mendekati para penginjil Yayasan The Gideon International yang dikenalnya ketika membagi-bagikan ribuan Bibel di pesantren pada Natal tahun 2005. Ibrahim pun mulai belajar ilmu perbandingan agama kepada para misionaris dan pendeta. Singkat cerita, setelah berliku-liku mencari pintu masuk Kristen, akhirnya Ibrahim dibaptis di Semarang tanggal 7 Maret 2006. Setelah meninggalkan Islam dan dibaptis di Semarang tanggal 7 Maret 2006, ia pun rela berpisah dengan istri dan ketiga anaknya di Jepara, Jawa Tengah.
Dalam tempo 3 bulan Ibrahim murtad dari Islam. Itulah salah satu buah kedekatan syaikhul ma'had NII Al-Zaytun Panji Gumilang dengan para pendeta dan misionaris Kristen.
Bila diteliti dari testimoni tertulisnya, wawasan agama Saifuddin Ibrahim masih perlu dipertanyakan. Misalnya, dalam sub judul "Percaya Kepada Yesus," Ibrahim mengutip nas: "Al-dinu huwal aqlu, laa diina liman laa aqqla lahu. Agama adalah akal, tidak ada agama tanpa akal," yang disebutnya sebagai hadits Nabi (hlm 60).
Pernyataan ini sangat aneh bila ditulis oleh seorang dosen hadits. Sebagai dosen hadits di pesantren terbesar se Asia Tenggara, seharusnya dia tahu bahwa nas tersebut bukan hadits, tapi kutipan yang tidak diketahui asal-usulnya.
Para ulama ahli hadits sepakat memvonis nas tersebut bukan sabda Nabi, melainkan hadits yang tidak ada asalnya (la ashla lahu). Imam An-Nasa'idan  Syaikh Albani berkomentar bahwa hadits tersebut batil munkar. Dalam sanadnya terdapat nama Bisyir yang majhul (asing/tidak dikenal).
Ketika membuktikan ketuhanan Yesus, Saifuddin Ibrahim mengutip Al-Qur'an surat Maryam 33 sebagai pendukung. Menurutnya, ayat ini menegaskan ketuhanan Yesus karena memakai fi'il amar (kata kerja masa lampau/past tense).
"Ayat Al-Qur'an surat Maryam 33 meyakinkan saya memahami ketuhanan Yesus. Ayat ini menggenapi semua kisah Yesus yang telah berlaku. Ayat ini menggunakan Fi'il Madhi, kata kerja masa lampau, berarti kejadian kebangkitan Yesus dan hidup kembali telah terjadi lebih 2000 tahun yang lalu," (hlm. 87-88).
Dengan kutipan itu, patut dipertanyakan wawasan Ibrahim terhadap Ilmu bahasa Arab. Tidak benar kesimpulannya bahwa surat Maryam 33 menyatakan ketuhanan Yesus karena menggunakan fi'il madhi. Padahal dalam ayat ini terdapat tiga kata kerja (fi'il), yaitu: "wulidtu" (fi'il madhi majhul), "amuutu" (fi'il mudhari' majhul) dan "ub'atsu" (fi'il mudhari' majhul).
Ungkapan Nabi Isa pada ayat tersebut memakai kalimat "wulidtu" (telah dilahirkan) karena peristiwa kelahirannya sudah terjadi. Sedangkan kalimat "amuutu" (akan dimatikan) dan "ub'atsu" (akan dibangkitkan) memakai fi'il mudhari' karena peristiwa kematian dan kebangkitannya belum dan akan terjadi.
Ustadz Saifuddin Ibrahim yang sekarang berganti nama menjadi Ev Saifuddin Abraham, adalah salah satu contoh korban pemurtadan akibat kedekatan syaikhul ma'had NII Al-Zaitun Panji Gumilang dengan para pendeta dan penginjil Kristen.bersambung